Ciri Khas Kayu Beech yang Berbeda Dengan Jenis Lainnya
Kayu beech – Meski Indonesia dikenal sebagai negara penghasil kayu terbesar di dunia, faktanya beberapa produsen lokal masih mengandalkan jenis-jenis kayu import.
Ya, salah satunya seperti kayu beech asal Eropa yang kerap dimanfaatkan untuk menunjang kebutuhan mebel atau furniture.
Lantas, apa yang membuat kayu beech terkesan istimewa?
Nah, untuk mengenal lebih jauh lagi seputar kayu beech mending simak langsung ulasannya di bawah ini.
4 Ciri Khas Kayu Beech
1. Tampilan Visual Kayu Beech
Untuk tampilan visualnya, kayu beech mengusung warna yang cenderung cerah seperti krem pucat hingga agak kemerahan.
Berkat tampilan warna tersebut, kayu beech memang ideal digunakan untuk pembuatan furniture maupun dekorasi interior.
Disisi lain, kayu beech juga memiliki pola serat berbentuk lurus, rapat, dan halus.
Dibandingkan dengan jenis kayu oak yang seratnya lebih tegas, kayu beech dapat memberikan kesan yang lembut sekaligus elegan.
Melalui sentuhan finishing yang tepat, kayu ini akan terlihat lebih mewah dan natural.
Bahkan ketika diberi pelapis transparan, maka serat halusnya masih tetap terlihat jelas dan menambah nilai estetika pada furniture.
Baca juga: Spesifikasi Kayu Cedar Dengan Info Penting Lainnya
2. Tingkat Kekuatan dan Kepadatan yang Bagus
Dibalik seratnya lembut, ternyata kayu beech memiliki tingkat kekuatan yang cukup baik lho.
Hal itu terbukti, dimana kayu beech termasuk kedalam kategori hardwood atau jenis kayu keras dengan tingkat kepadatan yang lumayan tinggi.
Dinilai dari segi taya tahan, kayu ini cukup kuat untuk digunakan pada produk furniture seperti meja, kursi, lemari, dan lain sebagainya.
Ya, tingkat kekerasan kayu beech bisa dibilang hampir setara dengan kayu oak, sehingga membuatnya tidak mudah mengalami kerusakan maupun patah meski sering digunakan.
Meski memiliki tekstur keras, nyatanya kayu beech tidak terlalu tahan terhadap kelembapan.
Apabila sering terkena paparan air dan lembab, maka kayu beech akan ditumbuhi jamur hingga membuatnya melengkung.
Itu sebabnya, mengapa kayu beech tidak cocok digunakan untuk kebutuhan outdoor.
3. Mudah Diolah dan Dibentuk
Ini dia salah satu alasan yang menjadikan kayu beech sangat disukai oleh para pengrajin karena kemudahan dalam proses pengerjaan.
Pasalnya, kayu beech memiliki tekstur yang tidak mudah retak ketika dipotong, dibor, maupun dipaku.
Sehingga kayu ini cukup mudah dibentuk menjadi berbagai produk furniture, entah itu desain yang sederhana sampai yang rumit.
Melalui tekstur halus dengan serat khasnya dapat membuat hasil ukiran atau potongannya terlihat lebih rapi.
Tak hanya itu, kayu beech juga bisa dipadukan dengan berbagai jenis finishing.
Baik itu lapisan plitur transparan untuk mempertegas serat alaminya, hingga cat warna solid untuk menciptakan kesan yang lebih modern.
4. Harga yang Lebih Murah
Ketimbang jenis kayu import lainnya, kayu beech menawarkan harga yang relatif lebih terjangkau.
Itu sebabnya, mengapa para pengrajin lokal selalu memilih kayu beech sebagai bahan baku untuk pembuatan furniture maupun dekorasi interior lainnya.
Menurut informasi yang didapat, kayu beech dalam bentuk papan dibanderol dengan kisaran harga Rp 8 juta sampai Rp 10 jutaan per meter kubik.
Harga tersebut tentunya lebih murah dibanding papan kayu walnut yang nominalnya mencapai lebih dari Rp 15 juta per meter kubik.
Dengan harganya yang lebih terjangkau, tentunya kayu beech merupakan alternatif sebagai pengganti kayu-kayu import premium lainnya.
Meski menawarkan harga yang lebih murah, kayu beech memiliki kualitas yang tidaklah murahan baik dari segi tampilan maupun tingkat keawetannya.
Baca juga: Mengenal Kayu Ampupu
Apakah Kayu Beech Tahan Rayap dan Panas?
Dikarenakan kayu beech berasal dari Eropa dengan iklim subtropis, tentunya ia sangat berbeda dengan jenis kayu tropis seperti Jati, Merbau, dan Ulin.
Dengan kata lain, tingkat ketahanan kayu beech terhadap rayap terbilang rendah karena tidak memiliki kandungan minyak alami.
Di negara asalnya, biasanya kayu beech tidak perlu diberi lapisan pelindung karena populasi rayap di iklim subtropis memanglah tidak banyak.
Berbeda dengan iklim tropis Indonesia, yang mana populasi rayap terbilang tinggi sehingga kayu beech harus diberi lapisan pelindung.
Jika tidak diberi lapisan pelindung atau coating khusus, maka kayu beech rentan diserang rayap maupun hama kayu lainnya.
Sebenarnya kayu beech termasuk kedalam jenis kayu keras karena tingkat kepadatannya yang cukup tinggi.
Itu artinya, kayu beech memiliki stabilitas terhadap perubahan suhu yang lebih baik dibandingkan dengan jenis kayu lunak.
Akan tetapi, faktanya kayu beech tidak terlalu tahan terhadap paparan panas ekstrim dalam jangka waktu yang panjang.
Ketika terpapar panas matahari secara menerus, biasanya kayu beech bisa mengalami pemudaran warna hingga berubah bentuk.
Nah, karena hal inilah yang membuat kayu beech lebih cocok digunakan untuk kebutuhan indoor ketimbang outdoor.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai ciri khas kayu beech, sehingga bisa anda jadikan sebagai bahan penambah wawasan.